Sabtu, 31 Desember 2011

Persyaratan Seorang Pilot

Persiapan menjadi penerbang

SYARAT UTAMA UNTUK MENJADI STUDENT PILOT :


Sebelum membahas tentang syarat-syarat menjadi penerbang perlu diketahui beberapa lisensi/ surat ijin yang dipegang oleh seorang penerbang. Seperti halnya surat ijin mengemudi kendaraan bermotor, lisensi penerbang mempunyai beberapa kategori yang berbeda dengan hak yang berbeda pula.
Setiap penerbang perlu melakukan tes tulis dan tes terbang untuk setiap lisensi yang diambil. Tes terbang juga biasanya terdiri dari interview untuk menilai pengetahuan penerbang. Tes terbang ini dikenal dengan nama check ride.
  • SPL: Student Pilot License. Digunakan oleh siswa penerbang untuk berlatih menerbangkan pesawat. Di USA, tidak ada  SPL. Untuk terbang dengan instruktur tidak ada batasan artinya tidak memerlukan lisensi apapun, tapi untuk dapat terbang solo (tanpa instruktur) dibutuhkan class 3 medical certificate.
  • PPL: Private Pilot License. Adalah lisensi pertama yang didapat oleh seorang penerbang. Dengan lisensi ini dia dapat terbang dengan membawa penumpang dengan keterbatasan tidak boleh menerima bayaran. Lisensi ini seperti halnya SIM A bagi pengemudi mobil. Minimum jam terbang untuk mendapatkan PPL adalah 40 sampai 60  jam terbang tergantung peraturan negara tersebut.
  • CPL: Commercial Pilot License. Lisensi ini didapat setelah mendapatkan PPL. Dengan lisensi ini seorang penerbang dapat menjadi penerbang profesional yang menerima bayaran untuk pekerjaannya sebagai penerbang. Biasanya dibutuhkan sekitar 140 sampai dengan 250 jam terbang untuk mendapatkan lisensi ini tergantung peraturan negara tersebut.
  • Instrument Rating: Rating ini adalah tambahan bagi PPL atau CPL untuk menerbangkan pesawat dengan hanya berorientasikan instrumen. Gunanya untuk terbang dengan jarak pandang yang rendah dan terbang dengan ketinggian yang tidak memungkinkan untuk melihat daratan sebagai acuan. Biasanya seorang penerbang tidak diperkenankan menerbangkan pesawat jet tanpa instrument rating.
  • ATPL: Airline Transport Pilot License. Lisensi ini diperlukan untuk menjadi commander/captain di pesawat penumpang dengan berat tertentu. Di Indonesia menurut CASR 121 rev 2 pada saat artikel ini ditulis adalah untuk pesawat di atas  3,409 kilograms (7,500 pounds)  atau untuk pesawat dengan konfigurasi kursi penumpang 30 atau lebih. Ada juga 20000 kg atau 12500 kg di beberapa negara. Untuk mendapatkan ATPL harus mempunyai CPL, 1st class medical certificate (sertifikat kesehatan kelas satu) dan memiliki 1500 jam terbang.
  • Frozen ATPL: Untuk mendapatkan ATPL seorang penerbang harus mempunyai minimum 1500 jam terbang. Sedangkan frozen ATPL adalah sertifikat yang menyatakan bahwa  penerbang yang bersangkutan sudah lulus semua pelajaran ATPL, hanya tinggal menunggu jam terbang mencapai 1500 jam. Di USA atau Indonesia contohnya, tidak ada istilah frozen ATPL, tapi penerbang dapat mengambil test tulis ATPL (ATP written test), yang hasilnya berlaku selama 2 tahun. Jika dalam 2 tahun penerbang tersebut tidak mencapai 1500 jam terbang atau tidak melakukan test terbang (check ride) untuk ATPL maka hasil tes tulis tersebut akan hangus.
  • Type rating: Setiap pesawat mempunyai karakteristik yang berbeda sehingga dibutuhkan tambahan pelatihan dan  ijin terbang untuk setiap tipe pesawat yang akan diterbangkan. Sertifikat/Ijin menerbangkan sebuah tipe pesawat ini disebut type rating
Sehingga seorang kapten penerbang Airbus A330 pada sebuah maskapai penerbangan berjadwal seperti Garuda Indonesia misalnya, akan/harus mempunyai ATPL dengan Instrument Rating dan sebuah Type Rating pesawat A330 di lisensinya beserta sebuah sertifikat kesehatan kelas satu.

Lisensi minimum untuk bekerja

Lisensi minimum untuk bisa menerbangkan pesawat dengan dibayar secara profesional adalah CPL. 

Pendidikan SMA/SMK IPA/IPS Bahasa dll

Menurut peraturan untuk menjadi seorang penerbang profesional dan untuk mendapatkan lisensi ATPL, seorang calon penerbang harus lulus High School/SMA atau sederajat (SMK dll). Tidak ada keharusan untuk lulus dari jurusan tertentu seperti IPA atau yang lainnya. Untuk lisensi PPL tidak harus lulusan SMA. Jadi untuk CPL/ATPL semua jurusan asal lulusan SMA/SMK dapat menjadi penerbang.
Jika ada sekolah penerbang hanya menerima lulusan SMA IPA, itu adalah kebijakan sekolah penerbangan tersebut, bukan berasal dari peraturan penerbangan. Di Indonesia biasanya ada tes masuk berupa Matematika, Fisika dan Bahasa Inggris.

Lama Pendidikan Penerbang

Lama pendidikan untuk lisensi CPL berkisar antara 8 bulan sampai 18 bulan. Pendidikan mencakup belajar di kelas dan terbang dengan pesawat. Variasi dari lama pendidikan ini tergantung dari ketersediaan pesawat, kondisi cuaca dan banyaknya jam terbang minimum yang harus diselesaikan. Normalnya adalah 150 sampai 200 jam terbang tergantung peraturan dari negara tempat belajar.

Umur

Menurut peraturan penerbangan Indonesia CASR 61 pada saat tulisan ini diterbitkan, umur untuk mendapatkan Student Pilot License (mulai belajar menjadi siswa penerbang) adalah 16 tahun, PPL 17 tahun, CPL adalah 18 tahun dan ATPL adalah 21 tahun.
Tidak ada minimum umur untuk menjadi siswa penerbang di negara yang tidak mengenal student pilot license, tapi di banyak negara, syarat untuk terbang solo (terbang tanpa instruktur) adalah 15 tahun dan minimum untuk mendapatkan PPL biasanya adalah 16/17 tahun, untuk CPL adalah 18 tahun, ATPL 21 tahun.
Sedangkan umur maksimum untuk menjadi penerbang berbeda-beda setiap negara. Di USA tidak ada batasan umur maksimum untuk PPL, sedangkan ATPL sebagai kapten penerbangan komersial adalah 60 tahun. Di India atau beberapa negara yang sedang kekurangan penerbang, batasannya telah dinaikkan menjadi 65 tahun.

Kesehatan

Menjadi seorang penerbang membutuhkan kesehatan yang baik. Di Indonesia seorang penerbang harus menjalani pemeriksaan kesehatan setiap 6 bulan sekali. Setiap negara punya peraturan sendiri tentang sertifikat kesehatan bagi penerbangnya.
Biasanya sertifikat ini dinyatakan dalam kelas. Seperti kelas satu (first class) untuk ATPL, kelas dua untuk PPL. Bukan berarti seorang penerbang dengan lisensi PPL tidak boleh mendapatkan sertifikat kelas satu, tapi untuk menjadi penerbang dengan lisensi PPL cukup hanya dengan mendapatkan sertifikat kelas dua. Seorang siswa penerbang dengan tujuan menjadi penerbang profesional selayaknya mendapatkan sertifikat kelas satu untuk karirnya di masa depan.

Tinggi/berat badan, panjang kaki dan kesehatan mata

Ada pandangan umum yang salah tentang dua hal ini. Pada dasarnya tidak ada batasan tentang tinggi badan atau berat badan. Tapi untuk menerbangkan pesawat komersial dibutuhkan panjang kaki dan tangan normal yang dapat menjangkau tombol dan pedal kendali.
Ada beberapa sekolah meminta panjang kaki minimal 1 meter, menurut penulis adalah berlebihan karena tidak diharuskan dalam peraturan dan pesawat-pesawat modern sekarang memiliki pedal rudder yang bisa diatur jaraknya sehingga kaki dengan panjang kurang dari 1 meter bisa menjangkaunya. Metode yang paling sempurna adalah mencoba langsung di pesawat latih yang dimiliki sekolah tersebut apakah kaki calon penerbang dapat mencapai pedal rudder dan dapat mengendalikannya. Sebagai informasi panjang kaki penulis tidak sampai 1 meter dan saat ini bekerja sebagai penerbang wide body Airbus A330. Tapi tidak ada yang bisa menyalahkan jika sekolah tersebut meminta panjang kaki minimal 1 m terutama untuk program beasiswa atau cadetship. 
Di negara-negara maju bahkan ada aturan perkecualian untuk orang cacat dengan memodifikasi alat kendali mereka dapat berlatih dan memiliki lisensi penerbang.
Sedangkan seorang penerbang boleh memakai kacamata untuk memperbaiki penglihatannya sampai batas-batas tertentu. Dokter penerbangan yang tahu batas-batas ini. Jadi pandangan umum bahwa penerbang tidak boleh sama sekali berkaca mata adalah salah.  Setahu penulis, pada saat tulisan ini dibuat operasi LASIK diperbolehkan. 

Buta warna

Jika anda buta warna, sejauh ini tidak diperbolehkan untuk menjadi penerbang profesional. Masalahnya adalah lampu-lampu di kokpit, landasan dan bandar udara pada umumnya memakai warna sebagai pembedanya. Peta penerbangan (aeronautical chart) juga memakai banyak warna. Di negara maju, ada kemungkinan penderita buta warna sebagian (partial) untuk mendapatkan lisensi pilot PPL/SPL dengan batasan-batasan seperti misalnya hanya boleh untuk terbang non komersial siang hari. Anda bisa mencari tahu apakah anda buta warna dengan mencari contoh-contoh gambar tes buta warna  (contohnya huruf tokek) di internet. Caranya cari di mesin pencari (google/yahoo dll) dengan kata kunci "buta warna". 

Gigi

Banyak pertanyaan tentang gigi, baik gigi berlubang, gigi palsu maupun gigi jarang. Selama keadaan gigi anda baik tanpa keluhan dan gigi yang bolong sudah ditambal dengan baik maka tidak ada alasan untuk menjadi penerbang. Tapi tentunya ada batasan mengenai gigi bolong ini. 
Mengenai gigi palsu dan gigi bolong sebaiknya anda berkonsultasi dengan dokter penerbangan yang ada di Balai Kesehatan Penerbang di Kemayoran untuk mengetahui apakah menggunakan gigi palsu dibolehkan dalam kesehatan penerbangan. Begitu juga dengan batasan gigi bolong baik yang sudah atau belum ditambal.

Beasiswa/cadetship

Semua ketentuan di atas adalah umum dan tidak berlaku untuk penerimaan beasiswa atau cadetship, misalnya dari  beasiswa sebuah airline atau  penerimaan TNI (Tentara Nasional Indonesia). Syarat-syaratnya akan lebih berat dan lebih tinggi dari ketentuan peraturan penerbangan karena institusi-institusi ini ingin yang terbaik untuk menjadi penerbangnya. Jadi jangan heran jika misalnya ada syarat minimum tinggi badan atau tidak boleh berkaca mata dll. 

Jumat, 23 Desember 2011

Spesifikasi Pesawat T-50 Golden Eagle





T-50 Golden Eagle adalah sebuah keluarga Korea Selatan pelatih supersonik canggih dan pejuang multiperan, yang dikembangkan oleh Korea Aerospace Industries dimulai pada akhir 1990-an. T-50 adalah pertama Korea Selatan pribumi supersonik pesawat dan salah satu dari beberapa pelatih dunia supersonik.[4] Butuh penerbangan perdananya pada tahun 2002 dan memasuki layanan aktif dengan Republik Korea Air Force pada tahun 2005.
Pelatih T-50 maju telah dikembangkan lebih lanjut menjadi varian aerobatic dan memerangi, yaitu T-50b, TA-50, dan FA-50. Sepuluh T-50b melayani dengan tim aerobatik Korea Selatan angkatan udara itu. Pada tahun 2011, skuadron pertama TA-50, T-50 varian serang ringan, telah menjadi operasional. [5]Penerbangan perdana FA-50, T-50 multiperan tempur varian dengan kemampuan sebanding dengan KF-16, juga diambil terjadi pada tahun 2011. [6] Pertama FA-50 produksi untuk 60 pesawat akan dimulai pada tahun 2013 sampai 2016. [7]
Seperti tahun 2011, enam belas TA-50 varian serangan cahaya keluarga telah diekspor ke Indonesia , dan pesanan ekspor tambahan sedang dikejar di negara-negara seperti Irak , Israel , Polandia , para Filipina ,[8] dan Spanyol . [9] T -50 juga sedang dipasarkan sebagai kandidat untuk program TX dari Amerika Serikatsebagai Angkatan Udara Amerika Serikat 's generasi berikutnya pelatih canggih. [10] T-50 adalah basis diusulkan untuk F-50 generasi adat tempur. [11]

Asal

Program T-50 pada awalnya ditujukan untuk mengembangkan adat pesawat latih mampu penerbangan supersonik, untuk melatih dan mempersiapkan pilot bagiKF-16 dan F-15K , menggantikan pelatih seperti T-38 dan A-37 yang kemudian dalam pelayanan dengan Republik Korea Angkatan Udara . [12] Sebelum program pesawat Korea Selatan termasuk baling-didorong KT-1 pelatih dasar yang dihasilkan oleh Daewoo Aerospace (sekarang bagian dari KAI), dan lisensi-diproduksi KF-16. [1] Secara umum , seri T-50 pesawat mirip dengan KF-16 dalam konfigurasi. [12]
Program Ibu, kode-bernama KTX-2, dimulai pada tahun 1992, [13] tapi Departemen Keuangan dan Ekonomi ditangguhkan KTX-2 pada tahun 1995 karena kendala keuangan. [14] Rancangan dasar dari pesawat ditetapkan oleh 1999. [1] Pengembangan pesawat ini didanai 13% oleh Lockheed Martin, 17% oleh Korea Aerospace Industries (KAI), dan 70% oleh pemerintah Korea Selatan. [15]
 Korea Selatan angkatan udara ditempatkan kontrak produksi untuk 25 T-50 pada Desember 2003, dengan pesawat dijadwalkan akan dikirim antara 2005 dan 2009. [15] Asli T-50 dilengkapi dengan (v) AN/PG-67 4 radar dari Lockheed Martin dan telah dipilih untuk F-CK-1 Ching-kuo AIDC dari Taiwan . [18]

versi Peningkatan

Program ini telah berkembang di luar konsep pelatih untuk memasukkan TA-50 pesawat tempur ringan, serta FA-50 tempur multiperan sebanding dengan KF-16.TA-50 varian adalah versi yang lebih bersenjata berat dari pelatih T-50, ditujukan untuk memimpin-dalam pelatihan tempur dan peran serangan cahaya. TA-50 dirancang untuk beroperasi sebagai platform tempur penuh untuk presisi-dipandu senjata , udara-ke-udara rudal , [19] dan udara-ke-darat rudal . [20] TA-50 dapat mount polong utilitas tambahan untuk pengintaian, penargetan bantuan, dan peperangan elektronik. Pengintaian dan varian peperangan elektronik juga sedang dikembangkan ditunjuk sebagai RA-50 dan EA-50. [21] [22]
FA-50 adalah versi paling maju dari T-50.  Republik Korea Angkatan Udara telah diminta untuk memiliki 60 FA-50 pejuang dalam pelayanan pada tahun 2013, dan rencana untuk memperoleh total 150 FA-50 pejuang untuk menggantikan F-4 Phantom IIdan Northrop F-5 pejuang. [28]
T-50 adalah dasar yang diusulkan untuk tempur F-50 lebih maju dengan sayap diperkuat, radar AESA, bahan bakar lebih internal, kemampuan peperangan ditingkatkan elektronik, dan mesin yang lebih kuat. [11] memperkuat Wing adalah diperlukan untuk mendukung tiga senjata underwing tiang, sebagai lawan dari dua tiang underwing pada TA atau FA-50-50. [29] Radar AESA diharapkan menjadi RACR, yang memiliki kesamaan 90% dengan radar AESA dari Tawon super , atau sabar, yang keduanya bersaing untuk program radar AESA KF-16 yang meng-upgrade. [30] [31] Pesawat ini diubah ke konfigurasi kursi tunggal untuk memungkinkan lebih banyak ruang untuk bahan bakar internal dan peralatan perang elektronik. [32] [33] Mesin dapat berupa EJ200 atau F414 , upgrade ke £ 20.000 atau 22.000 dorong lb, yaitu sekitar 12-25% lebih tinggi dari dorong F404 itu. [10] [34] Mesin sudah sedang ditawarkan untuk baseline T-50 untuk pelanggan di masa depan. Sebuah program yang dipimpin Korea tempur sama internasional ada bernama KAI KF-X .

Ikhtisar


Sebuah model tampilan T-50 Golden Eagle pada tahun 2007
T-50 Golden Eagle desain sebagian besar berasal dari F-16 Fighting Falcon , [35] dan mereka memiliki banyak kesamaan:. penggunaan mesin tunggal, kecepatan, ukuran, biaya, dan berbagai senjata [13] sebelumnya KAI rekayasa pengalaman dalam memproduksi lisensi KF-16 adalah titik awal untuk pengembangan T-50. [36]
Instruktur dapat membawa dua pilot di tempat duduk tandem. Tinggi-mount kanopi dikembangkan oleh Serat Hankuk diterapkan dengan akrilik membentang , menyediakan pilot dengan visibilitas yang baik, dan telah diuji untuk menawarkan kanopi dengan perlindungan balistik terhadap 4-lb objek berdampak pada 400 knot. [37] Batas ketinggian adalah 14.600 meter (48.000 kaki), dan badan pesawat dirancang untuk bertahan 8.000 jam layanan. [38] Ada tujuh tangki bahan bakar internal dengan kapasitas 2.655 liter (701 US gal), lima di dalam pesawat dan dua di sayap.Sebuah tambahan 1.710 liter(452 Us gal) dari bahan bakar dapat dilakukan dalam tiga tangki bahan bakar eksternal,T-50 varian pelatih memiliki skerma cat putih dan merah,dan varian aerobatic putih,hitam dan kuning.

T-50 Golden Eagle menggunakan satu General Electric F404-102 turbofan lisensi mesin yang diproduksi oleh Samsung Techwin , [40] upgrade dengan Otoritas Kendali Digital Engine Control (FADEC) sistem dikembangkan bersama oleh General Electric dan Korea Aerospace Industries . [41 ] Mesin ini terdiri dari tiga-bertahap penggemar, tujuh pengaturan tahap aksial, dan afterburner . [15] Pesawat ini memiliki kecepatan maksimumMach 1,4-1,5. [38] Mesinnya menghasilkan maksimum 78,7 kN (17.700 lbf ) dari dorong dengan afterburner. [15] The General Electric F414 mesin telah disarankan sebagai mesin baru untuk keluarga T-50, serta Rolls Royce 's EJ200 untuk memungkinkan kompatibilitas yang lebih baik dengan pasukan udara Eropa. [10] Kedua mesin menyediakan lebih dorong dibandingkan F404 tersebut.

Avionics

T-50 itu central processing unit dan perusahaan sistem operasi yang dikembangkan oleh MDS Teknologi . [42] T-50 yang Neos sistem operasi avionik adalah yang pertama dan hanya real-time sistem operasi untuk dikembangkan oleh perusahaan Asia, dan diberi DO-178B dan IEEE POSIX sertifikasi. [43] [42] [44] [45] Samsung Thales dan Lig Nex1 adalah utama avionik dan peperangan elektronik pengembang peralatan untuk T-50 dan variannya. [46] [47] Lainnya Selatan perusahaan Korea dan pertahanan lembaga seperti DoDAAM Sistem, Aeromaster, Intellics, dan Korea Institut Analisis Pertahanan bertanggung jawab untuk avionik sekunder pesawat dan embedded system, termasuk komputer manajemen toko, [48] avionik pengujian peralatan, [49] data penerbangan perekam, [50] perawatan portabel alat bantu, [51] perangkat lunak analisis data, [52] pasca-sistem pengolahan data penerbangan, [53] pesawat struktur dan perangkat lunak manajemen mesin, [54] [55]komputer misi, [56] dan misi perencanaan dan mendukung sistem. [56]
Hanwha memasok bagian mekanik untuk sistem kontrol penerbangan , [57] dan WIA memasok undercarriage . [58] T-50 dilengkapi dengan Honeywell H-764G tertanam global positioning / sistem navigasi inersial dan HG9550 radar altimeter . [15] Pesawat adalah pelatih pertama yang memiliki fitur digital fly-by-kawatkontrol antarmuka (berlebihan tiga). [38] panel kokpit, switch, dan joysticks yang diproduksi oleh Korea Selatan FirsTec dan Sungjin Techwin, kepala-up displayoleh DoDaaM Sistem , dan tampilan multi-fungsi oleh Samsung Thales. [59] [60] [61] [56] subkontraktor Korea Selatan lainnya seperti Elemech, Gesekan Dawin, dan Withus bekerjasama dalam T-50 produksi komponen. [62]

sunting ]Persenjataan dan peralatan

TA-50 mount sebuah General Dynamics A-50 20 mm meriam internal di belakang kokpit . [15] [35] [63] meriam adalah versi tiga laras dari M61 Vulcan , dengan 205 amunisi linkless. AIM-9 Sidewinders dapat dipasang pada setiap ujung sayap rel, dan senjata tambahan dapat dipasang untuk underwing cantelan . [15] Kompatibeludara-ke-permukaan senjata termasuk RUPS-65 Maverick rudal, Hydra 70 dan LOGIR peluncur roket, CBU-58 dan mk-20 bom cluster , dan Mk-82, -83, -84 bom dan tujuan umum. [1]
FA-50 dapat secara eksternal dilengkapi dengan Rafael 's Sky Shield atau ALQ-200K Lig Nex1 itu ECM polong, Sniper atau LITENING polong penargetan , dan Condor polong pengintaian 2 untuk lebih meningkatkan peperangan elektronik pesawat tempur, pengintai, dan penargetan kemampuan. [64] [65] sistem senjata lain meningkat selama TA-50 termasuk SPICE kit panduan multifungsi, [66] Textron CBU-97/105 Sensor Senjata tergabung dengan WCMD kit ekor, JDAM , dan JDAM-ER untuk lebih komprehensif udara-ke-tanah operasi, dan AIM-120 rudal untuk BVR udara-ke-operasi udara. [67] FA-50 memiliki ketentuan untuk, tetapi tidak belum mengintegrasikan, Python dan Derby rudal, juga diproduksi oleh Rafael, dan rudal anti kapal, stand-off senjata, dan sensor untuk dalam negeri dikembangkan oleh Korea. [68] [69] [70]

sunting ]Sejarah Operasional

T-50 adalah bersaing untuk Angkatan Udara Polandia agar 16 pesawat dengan mantan Angkatan Udara Finlandia BAE Elang 51s , diperbaharui oleh Finlandiaperusahaan pertahanan, Patria . [71] Pada tahun 2010 tender baru untuk pelatih jet maju dan memimpin-dalam pelatih pesawat tempur dikeluarkan. Bersaing pesawat termasuk T-50p, M-346 , dan Hawk T2/128. Pada tahun 2011, BAE mengumumkan bahwa mereka telah ditarik dari kontes, meninggalkan M-346 dan T-50p sebagai dua calon yang tersisa. [72] Pemenang dari kompetisi ini direncanakan untuk mulai menggantikan TS-11 Iskra PZL tahun 2013. [ 73]
Indonesia telah mempertimbangkan T-50 untuk menggantikan Hawk BAE dan A-4 Skyhawk sebagai T-50 memiliki interoperabilitas yang sangat baik dengan Indonesia saat ini F-16. [74] Pada tahun 2010, Indonesia mengumumkan bahwa T-50 adalah salah satu dari tiga kandidat untuk kebutuhan pelatih jet canggih, bersama dengan Yak-130 dan L-159 . Indonesia merencanakan untuk membeli 16 pesawat latih ini maju. [75] Pada Mei 2011, Indonesia menandatangani kontrak untuk memesan 16 TA-50 untuk $ 400 juta. Pesawat ini akan menampilkan modul tiang senjata dan senjata, memungkinkan kemampuan serangan cahaya. [76]
Irak sedang bernegosiasi akuisisi T-50 jet pelatih, setelah publik pertama menyatakan minat resmi selama Korea-Irak KTT di Seoul pada tanggal 24 Februari 2009.[77] Pada bulan April 2010, Irak telah membuka kembali jet tempur memimpin-dalam-Pelatih kompetisi untuk 24 pesawat, di mana TA-50 akan bersaing. [78]
Israel telah mengevaluasi T-50 sebagai pengganti mungkin untuk yang TA-4H Douglas Skyhawk pelatih sejak tahun 2003. [79]
Para Filipina sedang mencari enam jet serangan cahaya sebagai bagian dari rencana darurat untuk meningkatkan kemampuan patroli maritim. [8] TA-50 adalah salah satu pesaing bersama dengan M-346.
Singapura dievaluasi T-50 melawan Italia Alenia Aermacchi M-346 dan Hawk BAE untuk kontrak $ 500,000,000 akuisisi pelatih program untuk 12-16 pesawat. [80]Departemen Pertahanan Singapura akhirnya memilih pesawat M-346 depan T -50 dan BAE Hawk di bulan Juli 2010. [81]
Para Uni Emirat Arab adalah mencari pelatih 35-40 tempur. Pada bulan Februari 2009, UEA dipilih M-346 di atas T-50. [82] Namun pada Januari 2010, UEA membuka kembali kontes pelatih. [83] Pada tahun 2011, itu menegaskan bahwa T-50 masih bersaing di UEA. [ 84]
Di Amerika Serikat , Korea Selatan akan berusaha untuk perdagangan T-50s untuk F-35, dengan asumsi bahwa ia dapat menemukan kebutuhan Amerika untuk seperti pesawat terbang. [85] T-50 adalah salah satu pesaing untuk program TX Angkatan Udara AS yang , dengan peluang ekspor sampai 300-1000 pesawat, yaitu sekitar $ 6000000000 sampai $ 20 miliar pada 2008 biaya Flyaway. [10] Sebuah penjualan timbal balik yang mungkin dari F-35 ke Korea akan menjadi 60 pesawat, senilai $ 8 miliar.









T-50 Golden Eagle, sebelumnya dikenal sebagai KTX-2, jet trainer dan pesawat serangan ringan dibangun untuk Republik Korea Air Force (RoKAF). Pesawat ini dikembangkan di T-50A pelatih canggih dan T-50b memimpin dalam versi pelatih tempur.
T-50 LIFT disebut-50 A dengan RoKAF tersebut. T-50 ini dirancang untuk memberikan pelatihan pilot bagi para pejuang saat ini dan generasi berikutnya seperti canggih F-16, F-22 dan Joint Strike Fighter.
Penerbangan pertama dari T-50 berlangsung pada bulan Agustus 2002.RoKAF memiliki persyaratan untuk 50 T-50 pelatih dan 44 T-50 lift. RoKAF ditempatkan kontrak produksi untuk 25 pertama T-50 pada Desember 2003 dan pesawat produksi pertama diluncurkan pada bulan Agustus 2005.
Dua pesawat pertama dikirim ke RoKAF pada bulan Desember 2005 dan memasuki layanan pada bulan April 2007. Sebanyak 13 pesawat dikerahkan untuk tujuan pelatihan pada tahun 2007.
Dua skuadron (30 sampai 40 pesawat) mulai beroperasi pada tahun 2008.T-50 ke-50 disampaikan ke RoKAF pada Mei 2010.

Pada bulan Desember 2006, RoKAF menempatkan kontrak produksi kedua untuk 50 T-50 dan A-50 pesawat.Satu ribu penerbangan telah selesai dalam program uji.
 A-50 melakukan penerbangan pertama pada September 2003. Sebuah program pengujian senjata pengiriman penerbangan selesai dan pengiriman-A 50 dimulai pada 2009.
KAI sedang mengembangkan versi pesawat tempur didasarkan pada T-50, disebut dengan F / A-50 untuk RoKAF, yang memiliki persyaratan untuk 60 pesawat untuk menggantikan F-5. Hal ini direncanakan bahwa F / A-50 akan dilengkapi dengan array elektronik dipindai aktif (AESA) radar. F / A-50 akan dikirimkan ke RoKAF pada tahun 2012.
TA-50, varian bersenjata perdana T-50, diperkenalkan pada Januari 2011 untuk penyebaran dalam memimpin-dalam operasi tempur pelatihan.Indonesia mendapat kontrak $ 400m untuk KAI Mei 2011 untuk memasok 16 T-50s. Pengiriman akan selesai pada tahun 2013.
Pengembangan T-50 Golden Eagle
Pengembangan pesawat ini dibiayai 13% oleh Lockheed Martin, 17% oleh Korea Aerospace Industries dan 70% oleh Pemerintah Korea Selatan.Korea Aerospace Industries (KAI) adalah perusahaan kedirgantaraan Republik nasional Korea, didirikan pada tahun 1999 dengan konsolidasi Samsung Aerospace, Daewoo Heavy Industries dan Space Hyundai dan Aircraft Company. T-50 dibangun di fasilitas KAI dalam Sachon.
KAI adalah kontraktor utama dan bertanggung jawab untuk desain pesawat dan unit ekor. Pertengahan-mount sayap camber variabel yang diproduksi oleh Lockheed Martin di Fort Worth. Lockheed Martin adalah juga bertanggung jawab untuk avionik dan sistem penerbangan kontrol listrik, serta untuk konsultasi teknis umum.
Lockheed Martin Aeronautical Systems dan KAI menciptakan-T 50 Perusahaan Internasional, dikenal sebagai TFIC, untuk mengejar pasar ekspor di luar Korea. Pesawat dianggap sebagai kandidat untuk pasar pengganti F-5.





T-50 Golden Eagle, sebelumnya dikenal sebagai KTX-2, jet trainer dan pesawat serangan ringan dibangun untuk Republik Korea Air Force (RoKAF). Pesawat ini dikembangkan di T-50A pelatih canggih dan T-50b memimpin dalam versi pelatih tempur.
T-50 LIFT disebut-50 A dengan RoKAF tersebut. T-50 ini dirancang untuk memberikan pelatihan pilot bagi para pejuang saat ini dan generasi berikutnya seperti canggih F-16, F-22 dan Joint Strike Fighter.
Penerbangan pertama dari T-50 berlangsung pada bulan Agustus 2002.RoKAF memiliki persyaratan untuk 50 T-50 pelatih dan 44 T-50 lift. RoKAF ditempatkan kontrak produksi untuk 25 pertama T-50 pada Desember 2003 dan pesawat produksi pertama diluncurkan pada bulan Agustus 2005.
Dua pesawat pertama dikirim ke RoKAF pada bulan Desember 2005 dan memasuki layanan pada bulan April 2007. Sebanyak 13 pesawat dikerahkan untuk tujuan pelatihan pada tahun 2007.
Dua skuadron (30 sampai 40 pesawat) mulai beroperasi pada tahun 2008.T-50 ke-50 disampaikan ke RoKAF pada Mei 2010.

Pada bulan Desember 2006, RoKAF menempatkan kontrak produksi kedua untuk 50 T-50 dan A-50 pesawat.
Satu ribu penerbangan telah selesai dalam program uji. A-50 melakukan penerbangan pertama pada September 2003. Sebuah program pengujian senjata pengiriman penerbangan selesai dan pengiriman-A 50 dimulai pada 2009.
KAI sedang mengembangkan versi pesawat tempur didasarkan pada T-50, disebut dengan F / A-50 untuk RoKAF, yang memiliki persyaratan untuk 60 pesawat untuk menggantikan F-5. Hal ini direncanakan bahwa F / A-50 akan dilengkapi dengan array elektronik dipindai aktif (AESA) radar. F / A-50 akan dikirimkan ke RoKAF pada tahun 2012.
TA-50, varian bersenjata perdana T-50, diperkenalkan pada Januari 2011 untuk penyebaran dalam memimpin-dalam operasi tempur pelatihan.Indonesia mendapat kontrak $ 400m untuk KAI Mei 2011 untuk memasok 16 T-50s. Pengiriman akan selesai pada tahun 2013.
Pengembangan T-50 Golden Eagle
Pengembangan pesawat ini dibiayai 13% oleh Lockheed Martin, 17% oleh Korea Aerospace Industries dan 70% oleh Pemerintah Korea Selatan.Korea Aerospace Industries (KAI) adalah perusahaan kedirgantaraan Republik nasional Korea, didirikan pada tahun 1999 dengan konsolidasi Samsung Aerospace, Daewoo Heavy Industries dan Space Hyundai dan Aircraft Company. T-50 dibangun di fasilitas KAI dalam Sachon.
KAI adalah kontraktor utama dan bertanggung jawab untuk desain pesawat dan unit ekor. Pertengahan-mount sayap camber variabel yang diproduksi oleh Lockheed Martin di Fort Worth. Lockheed Martin adalah juga bertanggung jawab untuk avionik dan sistem penerbangan kontrol listrik, serta untuk konsultasi teknis umum.
Lockheed Martin Aeronautical Systems dan KAI menciptakan-T 50 Perusahaan Internasional, dikenal sebagai TFIC, untuk mengejar pasar ekspor di luar Korea. Pesawat dianggap sebagai kandidat untuk pasar pengganti F-5.
Korea Aerospace T-50 Golden Eagle gambar pesawat
T-50 Golden Eagle, sebelumnya dikenal sebagai KTX-2, jet trainer dan pesawat serangan ringan dibangun untuk Republik Korea Air Force (RoKAF). Pesawat ini dikembangkan di T-50A pelatih canggih dan T-50b memimpin dalam versi pelatih tempur.
T-50 LIFT disebut-50 A dengan RoKAF tersebut. T-50 ini dirancang untuk memberikan pelatihan pilot bagi para pejuang saat ini dan generasi berikutnya seperti canggih F-16, F-22 dan Joint Strike Fighter.
Penerbangan pertama dari T-50 berlangsung pada bulan Agustus 2002.RoKAF memiliki persyaratan untuk 50 T-50 pelatih dan 44 T-50 lift. RoKAF ditempatkan kontrak produksi untuk 25 pertama T-50 pada Desember 2003 dan pesawat produksi pertama diluncurkan pada bulan Agustus 2005.
Dua pesawat pertama dikirim ke RoKAF pada bulan Desember 2005 dan memasuki layanan pada bulan April 2007. Sebanyak 13 pesawat dikerahkan untuk tujuan pelatihan pada tahun 2007.
Dua skuadron (30 sampai 40 pesawat) mulai beroperasi pada tahun 2008.T-50 ke-50 disampaikan ke RoKAF pada Mei 2010.

KAI sedang mengembangkan versi pesawat tempur didasarkan pada T-50, disebut dengan F / A-50 untuk RoKAF, yang memiliki persyaratan untuk 60 pesawat untuk menggantikan F-5.
 Hal ini direncanakan bahwa F / A-50 akan dilengkapi dengan array elektronik dipindai aktif (AESA) radar. F / A-50 akan dikirimkan ke RoKAF pada tahun 2012.
Pada bulan Desember 2006, RoKAF menempatkan kontrak produksi kedua untuk 50 T-50 dan A-50 pesawat.
TA-50, varian bersenjata perdana T-50, diperkenalkan pada Januari 2011 untuk penyebaran dalam memimpin-dalam operasi tempur pelatihan.Indonesia mendapat kontrak $ 400m untuk KAI Mei 2011 untuk memasok 16 T-50s. Pengiriman akan selesai pada tahun 2013.
Pengembangan T-50 Golden Eagle
Pengembangan pesawat ini dibiayai 13% oleh Lockheed Martin, 17% oleh Korea Aerospace Industries dan 70% oleh Pemerintah Korea Selatan.Korea Aerospace Industries (KAI) adalah perusahaan kedirgantaraan Republik nasional Korea, didirikan pada tahun 1999 dengan konsolidasi Samsung Aerospace, Daewoo Heavy Industries dan Space Hyundai dan Aircraft Company. T-50 dibangun di fasilitas KAI dalam Sachon.
KAI adalah kontraktor utama dan bertanggung jawab untuk desain pesawat dan unit ekor. Pertengahan-mount sayap camber variabel yang diproduksi oleh Lockheed Martin di Fort Worth. Lockheed Martin adalah juga bertanggung jawab untuk avionik dan sistem penerbangan kontrol listrik, serta untuk konsultasi teknis umum.
Lockheed Martin Aeronautical Systems dan KAI menciptakan-T 50 Perusahaan Internasional, dikenal sebagai TFIC, untuk mengejar pasar ekspor di luar Korea. Pesawat dianggap sebagai kandidat untuk pasar pengganti F-5.
T-50 Golden Eagle, sebelumnya dikenal sebagai KTX-2, jet trainer dan pesawat serangan ringan dibangun untuk Republik Korea Air Force (RoKAF). Pesawat ini dikembangkan di T-50A pelatih canggih dan T-50b memimpin dalam versi pelatih tempur.
T-50 LIFT disebut-50 A dengan RoKAF tersebut. T-50 ini dirancang untuk memberikan pelatihan pilot bagi para pejuang saat ini dan generasi berikutnya seperti canggih F-16, F-22 dan Joint Strike Fighter.
Penerbangan pertama dari T-50 berlangsung pada bulan Agustus 2002.RoKAF memiliki persyaratan untuk 50 T-50 pelatih dan 44 T-50 lift. RoKAF ditempatkan kontrak produksi untuk 25 pertama T-50 pada Desember 2003 dan pesawat produksi pertama diluncurkan pada bulan Agustus 2005.
Dua pesawat pertama dikirim ke RoKAF pada bulan Desember 2005 dan memasuki layanan pada bulan April 2007. Sebanyak 13 pesawat dikerahkan untuk tujuan pelatihan pada tahun 2007.
Dua skuadron (30 sampai 40 pesawat) mulai beroperasi pada tahun 2008.T-50 ke-50 disampaikan ke RoKAF pada Mei 2010.

Pada bulan Desember 2006, RoKAF menempatkan kontrak produksi kedua untuk 50 T-50 dan A-50 pesawat.
Satu ribu penerbangan telah selesai dalam program uji. A-50 melakukan penerbangan pertama pada September 2003. Sebuah program pengujian senjata pengiriman penerbangan selesai dan pengiriman-A 50 dimulai pada 2009.
KAI sedang mengembangkan versi pesawat tempur didasarkan pada T-50, disebut dengan F / A-50 untuk RoKAF, yang memiliki persyaratan untuk 60 pesawat untuk menggantikan F-5. Hal ini direncanakan bahwa F / A-50 akan dilengkapi dengan array elektronik dipindai aktif (AESA) radar. F / A-50 akan dikirimkan ke RoKAF pada tahun 2012.
TA-50, varian bersenjata perdana T-50, diperkenalkan pada Januari 2011 untuk penyebaran dalam memimpin-dalam operasi tempur pelatihan.Indonesia mendapat kontrak $ 400m untuk KAI Mei 2011 untuk memasok 16 T-50s. Pengiriman akan selesai pada tahun 2013.
Pengembangan T-50 Golden Eagle
Pengembangan pesawat ini dibiayai 13% oleh Lockheed Martin, 17% oleh Korea Aerospace Industries dan 70% oleh Pemerintah Korea Selatan.Korea Aerospace Industries (KAI) adalah perusahaan kedirgantaraan Republik nasional Korea, didirikan pada tahun 1999 dengan konsolidasi Samsung Aerospace, Daewoo Heavy Industries dan Space Hyundai dan Aircraft Company. T-50 dibangun di fasilitas KAI dalam Sachon.
KAI adalah kontraktor utama dan bertanggung jawab untuk desain pesawat dan unit ekor. Pertengahan-mount sayap camber variabel yang diproduksi oleh Lockheed Martin di Fort Worth. Lockheed Martin adalah juga bertanggung jawab untuk avionik dan sistem penerbangan kontrol listrik, serta untuk konsultasi teknis umum.
Lockheed Martin Aeronautical Systems dan KAI menciptakan-T 50 Perusahaan Internasional, dikenal sebagai TFIC, untuk mengejar pasar ekspor di luar Korea. Pesawat dianggap sebagai kandidat untuk pasar pengganti F-5.

T-50 Golden Eagle, sebelumnya dikenal sebagai KTX-2, jet trainer dan pesawat serangan ringan dibangun untuk Republik Korea Air Force (RoKAF). Pesawat ini dikembangkan di T-50A pelatih canggih dan T-50b memimpin dalam versi pelatih tempur.
T-50 LIFT disebut-50 A dengan RoKAF tersebut. T-50 ini dirancang untuk memberikan pelatihan pilot bagi para pejuang saat ini dan generasi berikutnya seperti canggih F-16, F-22 dan Joint Strike Fighter.
Penerbangan pertama dari T-50 berlangsung pada bulan Agustus 2002.RoKAF memiliki persyaratan untuk 50 T-50 pelatih dan 44 T-50 lift. RoKAF ditempatkan kontrak produksi untuk 25 pertama T-50 pada Desember 2003 dan pesawat produksi pertama diluncurkan pada bulan Agustus 2005.
Dua pesawat pertama dikirim ke RoKAF pada bulan Desember 2005 dan memasuki layanan pada bulan April 2007. Sebanyak 13 pesawat dikerahkan untuk tujuan pelatihan pada tahun 2007.
Dua skuadron (30 sampai 40 pesawat) mulai beroperasi pada tahun 2008.T-50 ke-50 disampaikan ke RoKAF pada Mei 2010.
Pada bulan Desember 2006, RoKAF menempatkan kontrak produksi kedua untuk 50 T-50 dan A-50 pesawat.
Satu ribu penerbangan telah selesai dalam program uji. A-50 melakukan penerbangan pertama pada September 2003. Sebuah program pengujian senjata pengiriman penerbangan selesai dan pengiriman-A 50 dimulai pada 2009.
KAI sedang mengembangkan versi pesawat tempur didasarkan pada T-50, disebut dengan F / A-50 untuk RoKAF, yang memiliki persyaratan untuk 60 pesawat untuk menggantikan F-5. Hal ini direncanakan bahwa F / A-50 akan dilengkapi dengan array elektronik dipindai aktif (AESA) radar. F / A-50 akan dikirimkan ke RoKAF pada tahun 2012.
TA-50, varian bersenjata perdana T-50, diperkenalkan pada Januari 2011 untuk penyebaran dalam memimpin-dalam operasi tempur pelatihan.Indonesia mendapat kontrak $ 400m untuk KAI Mei 2011 untuk memasok 16 T-50s. Pengiriman akan selesai pada tahun 2013.
Pengembangan T-50 Golden Eagle
Pengembangan pesawat ini dibiayai 13% oleh Lockheed Martin, 17% oleh Korea Aerospace Industries dan 70% oleh Pemerintah Korea Selatan.Korea Aerospace Industries (KAI) adalah perusahaan kedirgantaraan Republik nasional Korea, didirikan pada tahun 1999 dengan konsolidasi Samsung Aerospace, Daewoo Heavy Industries dan Space Hyundai dan Aircraft Company. T-50 dibangun di fasilitas KAI dalam Sachon.
KAI adalah kontraktor utama dan bertanggung jawab untuk desain pesawat dan unit ekor. Pertengahan-mount sayap camber variabel yang diproduksi oleh Lockheed Martin di Fort Worth. Lockheed Martin adalah juga bertanggung jawab untuk avionik dan sistem penerbangan kontrol listrik, serta untuk konsultasi teknis umum.
Lockheed Martin Aeronautical Systems dan KAI menciptakan-T 50 Perusahaan Internasional, dikenal sebagai TFIC, untuk mengejar pasar ekspor di luar Korea. Pesawat dianggap sebagai kandidat untuk pasar pengganti F-5.
Kokpit
T-50 Golden Eagle memiliki fly-by-kawat kontrol dan tangan pada throttle dan tongkat (HOTAS). Menampilkan kokpit termasuk dua warna penuh Honeywell 127mm menampilkan multifungsi, menampilkan instrumentasi Honeywell dan head-up display (HUD) yang diberikan oleh BAE Systems.


Peralatan penerbangan termasuk sistem navigasi / serangan, Honeywell H-764G tertanam global positioning / sistem navigasi inersial dan radar altimeter HG9550, Rockwell Collins vir-130A terintegrasi VOR / instrumen sistem pendaratan dan ARN-153V digital canggih bantuan taktis untuk navigasi, dan Raytheon ARC-232 radio VHF.

Otoritas penerbangan sistem kontrol digital penuh dan avionik yang dikembangkan oleh Lockheed Martin Aeronautics di Fort Worth Divisi.
Para AN/APG-67 (V) 4 multi-mode radar, dipasok oleh Lockheed Martin, yang dipasang di hidung versi LIFT.
Dua awak, tandem-melangkah kokpit dilengkapi dengan sistem menghasilkan oksigen onboard (OBOGS) dan kursi ejeksi disediakan oleh Martin Baker dari Uxbridge, Inggris.
T-50 senjata
Pesawat ini memiliki tujuh cantelan eksternal untuk membawa senjata, satu di centreline di bawah badan pesawat, dua cantelan bawah sayap masing-masing dan udara-ke-udara rudal peluncuran kereta api di dua sayap.
Peluncuran rel sayap dapat membawa rudal AIM-9 Sidewinder. Para cantelan underwing dan centreline dapat membawa buah roket, udara-ke-permukaan rudal atau udara-ke-udara rudal sesuai dengan persyaratan misi, misalnya, RUPS-65 Maverick atau rudal mk82 / 83 / 84 bom atau peluncur roket.
Pada bulan November 2005, A-50 berhasil menguji-tembak AIM-9L udara-ke-udara rudal.
A General Dynamics Peralatan Perang 20mm tiga meriam barel M61 diinstal internal pada versi-A 50 LIFT. Pistol dipasang di belakang kokpit dan membawa 205 butir amunisi dalam sebuah sistem pakan linier linkless. LIFT A-50 dapat membawa polong perang elektronik dan penerima radar peringatan.
Mesin
T-50 Golden Eagle ini didukung oleh mesin turbofan General tunggal listrik, ketik F404-GE-102, dengan otoritas penuh kontrol elektronik digital (FADEC). Ini adalah turunan dari 402 dengan perbaikan tambahan dalam turbin dan afterburner. Mesin ini memiliki kembar sisi-mount intake udara di kedua sisi pesawat di bawah sayap.

Pesawat ini memiliki tujuh tangki bahan bakar internal, lima di dalam pesawat dan dua di sayap, yang dapat membawa 2.655 l bahan bakar dengan pilihan tiga tangki bahan bakar tambahan eksternal 570l.
Mesin, dengan tahap tiga dan tujuh pengaturan kipas aksial tahap, dilengkapi dengan kontrol otoritas mesin penuh digital dan menghasilkan 78.7kN dengan afterburn.
Pesawat ini dilengkapi dengan sistem bahan bakar Argo-Tech. Generator listrik dipasok oleh Hamilton Sundstrand.
Roda-roda pendarat pesawat


Pesawat ini dilengkapi dengan gigi Dowty Messier Roda tiga tipe mendarat ditarik.Setiap unit tunggal roda dan dilengkapi dengan peredam kejut oleo pneumatik. Roda utama adalah ditarik ke dalam batang dari mesin intake udara. Memendek roda hidung maju.
T-50 kinerja
T-50 dapat terbang pada kecepatan maksimum 1.837 km per jam. Rentang dan langit-langit layanan pesawat yang 1.851 km dan 16.764 m masing-masing. Kehidupan pelayanan adalah 10.000 jam.



Spesifikasi

Data dari Korea Aerospace, [91] Lockheed Martin [92]
Karakteristik umum
Kinerja
Persenjataan 
  • Bom: Mk 82 , Mrk 83 , dan 84 Mk bom tujuan umum dengan SPICE, JDAM, atau JDAM-ER kit bimbingan; senjata CBU-97/105 tergabung sensor, laser dipandu bom